Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah hasil data klaim pengangguran AS tercatat lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,22% di angka Rp15.925/US$ pada hari ini, Jumat (9/8/2024). Hal ini berbeda dengan penguatan yang terjadi kemarin (8/8/2024) sebesar 0,87%.
Sementara DXY pada pukul 08:57 WIB naik tipis 0,01% di angka 103,22. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 103,21.
Tekanan rupiah pada hari ini terjadi setelah DXY mengalami kenaikan akibat hasil rilis Biro Ketenagakerjaan AS melaporkan data jumlah pengajuan baru untuk tunjangan pengangguran sepanjang pekan yang berakhir 3 Agustus 2024 berhasil turun dari yang diharapkan.
Klaim pengangguran mingguan tercatat bertambah 233.000, lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar di 240.000 dan pekan sebelumnya sebesar 250.000.
Paul Nolte, Senior Wealth Advisor dan Market Strategist di Murphy & Sylvest di Elmhurst, Illinois mengatakan data tersebut menjadi titik data pekan ini yang menjadi semakin penting diperhatikan.
Dengan data klaim pengangguran yang turun semalam setidaknya ini memberikan angin segar bagi pasar. Hal ini menunjukkan bahwa peringatan resesi mungkin terlalu berlebihan lantaran pasar tenaga kerja masih baik-baik saja.
Paul juga sepakat dengan mengungkapkan “Pembacaan kami menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih dalam kondisi baik… Kekhawatiran akan resesi saat ini mungkin agak berlebihan.”
Hal ini juga terlihat dari survei CME FedWatch Tool yang menunjukkan bahwa 43,5% pelaku pasar berekspektasi terjadi pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan September 2024.
Jika hal ini terjadi, maka potensi resesi dengan jumlah pemangkasan yang besar dan dalam tempo yang singkat dapat dihindari.