Chaos! Bos Bank Sentral & Ketua MA Bangladesh ‘Resign’

Foto: Para pengunjuk rasa antipemerintah berbaris menuju istana Perdana Menteri Sheikh Hasina sementara personel militer (tengah) berjaga di kawasan Shahbag, dekat Universitas Dhaka di Dhaka pada 5 Agustus 2024. (AFP/MUNIR UZ ZAMAN)

Gubernur Bank Sentral dan Ketua Mahkamah Agung Bangladesh mundur dari jabatannya, setelah demonstrasi berdarah mahasiswa yang menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina menargetkan pejabat lain untuk dijatuhkan.

Pengunduran diri Ketua Mahkamah Agung Obaidul Hassan disampaikan penasihat Kementerian Hukum Bangladesh, Asif Nazrul dalam sebuah posting video di Facebook. Ia mengatakan hal itu sambil menegaskan pengunjuk rasa untuk tetap damai.

“Jangan merusak properti publik apa pun,” katanya dalam postingan itu, sebagaimana dilansir Channel News Asia atau CNA, dikutip Minggu (11/8/2024)

Gubernur Bank Bangladesh Abdur Rouf Talukder juga telah mengundurkan diri tetapi pengunduran dirinya belum diterima mengingat pentingnya posisi tersebut, seperti dikatakan penasihat Kementerian Keuangan Salehuddin Ahmed.

Beberapa hari sebelumnya, empat wakil gubernur terpaksa mengundurkan diri setelah sekitar 300 hingga 400 pejabat bank memprotes apa yang mereka katakan sebagai korupsi oleh pejabat tinggi.

Wakil rektor Universitas Dhaka, ASM Maksud Kamal, juga telah mengundurkan diri, dalam sebuat pernyataan universitas tersebut.

Dalam demonstrasi tersebut, mahasiswa telah memperingatkan para pejabat pemerintahan Sheikh Hasin untuk mundur dari jabatannya yang diemban saat ini, bila tidak mau mendapatkan “konsekuensi mengerikan”.

Universitas telah menjadi pusat demonstrasi mematikan yang intensitasnya meningkat pada Juli. Mahasiswa demonstrasi menentang kuota dalam pekerjaan pemerintah atau PNS sebelum berubah menjadi kampanye penggulingan Hasina.

Hasina telah berlindung di New Delhi sejak Senin menyusul makin parahnya demonstrasi. Demonstrasi para mahasiswa itu telah menewaskan sekitar 300 orang, yang mayoritas ialah kelompok mahasiswa sendiri.

Hasina pun akhirnya mengakhiri pemerintahannya, setelah selama 15 tahun menjabat tanpa gangguan di negara Asia Selatan berpenduduk 170 juta orang itu.

Sejak kepergiannya, negara itu juga telah melakukan penunjukan kepala polisi baru sebagai bagian dari perombakan petinggi keamanan yang juga termasuk kepala baru badan pemantau intelijen teknis dan perubahan di antara pejabat senior militer.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*