Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf RI), Sandiaga Uno mengungkap nasib tol Gilimanuk – Mengwi yang lama mangkrak. Padahal, jalan tol tersebut ditargetkan dapat memudahkan akses wisata di Bali, terutama ke Bali bagian Utara.
Sandi mengatakan, selama ini Bali kerap disebut overtourism alias dikunjungi turis melebihi kapasitas karena aktivitas wisatawan yang menumpuk di Bali bagian Selatan. Maka dari itu, pemerintah akan melakukan sejumlah upaya untuk mendorong pemerataan aktivitas turis di seluruh bagian wilayah Bali, salah satunya dengan menciptakan infrastruktur yang memudahkan pergerakan wisatawan.
Salah satu kawasan yang ditargetkan dapat menjadi tujuan para wisatawan adalah Bali bagian Utara dan Barat. Dengan demikian, Sandi menyebut bahwa setidaknya ada tiga proyek infrastruktur konektivitas yang bakal menghubungkan Bali bagian Selatan dan Utara serta Barat, yakni jalan tol, bandara, dan Moda Raya Terpadu (MRT).
“Pertama, tol. Kedua, Bandara ini menurut saya diputuskan saja (oleh pemerintahan selanjutnya) karena kajiannya sudah lama sekali. Ketiga karena Bali belum ada transportasi berbasis rel, itu mungkin dengan MRT yang sudah digagas,” ujar Sandi usai temu media “The Weekly Brief with Sandi Uno” di Jakarta, Senin (19/8/2024).
Terkait jalan tol, Sandiaga optimis bahwa jalan tol terpanjang di Pulau Dewata, yakni proyek Tol Gilimanuk – Mengwi mampu rampung maksimal 2027 mendatang. Selanjutnya, pemerintah akan menggarap tol yang mampu menyambungkan akses ke Bali bagian Utara.
“Dua tahun setengah sampai tiga tahun untuk yang Tol Gilimanuk – Mengwi, tapi yang ke atas (Utara) juga sekitar dua setengah sampai tiga tahun,” ucap Sandi.
“Kita harapnya bisa selesai di akhir 2029 (sampai Bali bagian Utara). Tol Gilimanuk – Mengwi itu yang tahun ini akan kita tuntaskan untuk pemilihannya, tapi untuk yang ke Utara ini juga sedang digagas dan diharapkan bisa sebagai proyek yang diprioritaskan juga,” sambungnya.
Sebagai informasi, proyek pembangunan Tol Gilimanuk – Mengwi di Bali sempat mangkrak sejak 2022 setelah badan usaha jalan tol (BUJT) yakni PT Jagat Kerti Bali mundur dengan alasan tidak bisa melakukan pemenuhan untuk pembiayaan atau financial close. Dalam proses pembangunan, PT Jagat Kerti Bali juga sudah membebaskan lahan 44,64 hektare senilai Rp112,37 miliar.
Mengutip laporan KPBU Kementerian Keuangan, proyek Tol Gilimanuk – Mengwi merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional. Proses Transaksi dari proyek ini dimulai sejak Pengumuman Prakualifikasi proyek ini pada 25 Februari 2021.
Pada 23 Februari 2022 diumumkan penetapan hasil negosiasi pelelangan pengusahaan Tol Gilimanuk – Mengwi dan menyatakan bahwa Konsorsium PT Sumber Rhodium Perkasa (80 persen), PT Cipta Sejahtera Nusantara (15 persen) dan PT Sentosa Dwi Agung (5 persen) sebagai pemenang lelang atas proyek ini. Konsorsium ini membentuk Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang selanjutnya dikenal sebagai PT Tol Jagat Kerthi Bali.
Setelah proses pengumuman pemenang lelang, pada 8 Maret 2022 dilakukan Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Gilimanuk Mengwi antara Direktur Utama PT Tol Jagat Kerthi Bali dengan Kepala BPJT, Perjanjian penjaminan antara antara Direktur Utama PT PII dengan Direktur Utama PT Tol Jagat Kerthi Bali dan Perjanjian Regres antara Menteri PUPR dengan Direktur Utama PT PII. Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi akan menjadi ruas kedua di Provinsi Bali setelah jalan tol Bali Mandara yang bertujuan untuk pengembangan sektor pariwisata Bali, utamanya peningkatan konektivitas dari Pelabuhan Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap mengalami kemacetan.
Jalan tol ini juga berfungsi untuk mempercepat arus transportasi barang dan transportasi masal dari Arah Bali Barat – Bali Timur (dan sebaliknya) dan mempersingkat waktu tempuh Gilimanuk ke Denpasar dari 5 – 7 jam (dalam keadaan normal) menjadi hanya 1.5 – 2 jam. Adapun PT Tol Jagat Kerthi Bali selaku badan usaha pelaksana akan melaksanakan konsesi atas jalan tol ini selama 50 tahun. Direncanakan proses konstruksi proyek ini akan dimulai pada bulan Juni 2022 dan ditargetkan proses konstruksi selesai serta dapat mulai beroperasi pada bulan November 2024.
Setelah peletakan batu pertama di September 2022, sempat ada pengerjaan proyek di wilayah Pekutatan. Namun setelah itu tidak ada kelanjutan pembangunan baik di titik Mengwi, Badung dan juga Gilimanuk, Jembrana.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono akhirnya menjelaskan proyek tol ini berstatus unsolicited atau dibangun oleh BUP PT Jagat Kerti Bali. Namun dalam proses pembangunan, PT Jagat Kerti Bali sudah membebaskan lahan 44,64 hektare senilai Rp 112,37 miliar. Hanya tidak bisa melakukan pemenuhan untuk pembiayaan atau financial close.
“Saat financial close mereka tidak bisa memenuhi sehingga kita putus,” ungkap Basuki, di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (18/3/2024) lalu.
Sehingga Kementerian PUPR memutuskan untuk melakukan feasibility study atau studi kelayakan kembali supaya bisa diambil alih oleh pemerintah.
“Kita lakukan FS lagi karena akan diubah menjadi solicited menjadi prakarsa, pemerintah kita akan lelangkan, saat ini sudah di PQ (Prequalification) mudah-mudahan September nanti bisa dimulai konstruksinya,” ucap Basuki.
Dalam rapat itu Basuki menyebut, ada 3 hal yang disarankan Kementerian Keuangan tentang perubahan proyek dari unsolicited menjadi solicited. Pertama, mesti ada legal opinion dari Jaksa Agung perihal perubahan proyek unsolicited menjadi solicited. Kedua BPKP juga harus audit proyek. Ketiga, adanya dukungan pembebasan lahan dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang sudah disetujui senilai Rp 3,9 triliun dan disiapkan karena memang proyek menjadi solicited atau pemrakarsa pemerintah.
Sandiaga optimis pembangunan Tol Gilimanuk – Mengwi dan Bali bagian Utara mampu berlanjut dan rampung karena pemerintah diklaim bisa melakukan struktur pendanaan yang lebih inovatif.
“Saya yakin investor Tol Gilimanuk-Mengwi tepat, proyek itu bisa dibangun. Demikian juga proyek jalan tol ke arah utara Bali,” tegas Sandi.