Bahlil Lahadalia akhirnya resmi menjadi Ketua Umum Golongan Karya (Golkar), menggantikan Airlangga Hartarto yang mundur.
Bahlil ditetapkan secara aklamasi menjadi Ketum Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI Golkar yang berlangsung di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).
Golkar mengklaim Bahlil diketahui telah lolos verifikasi dan disahkan menjadi calon ketua umum (caketum) tunggal. Dalam Munas, Bahlil turut memaparkan visi dan misinya sebagai calon ketum Golkar.
Adapun, pengesahan Bahlil jadi caketum tunggal Partai Golkar tertulis dalam Keputusan Munas Golkar 2024 No 11/munas/golkar/2024 tentang pengesahan calon tunggal Ketum DPP Golkar, priode 2024-2029.
Nasib Bahlil benar-benar mujur. Beberapa hari sebelumnya, dia baru saja dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengantikan Arifin Tasrif.
Namun, dibalik kesuksesannya ini, ada kisah yang penuh perjuangan. Bahlil yang lahir di Maluku, 7 Agustus 1976 itu merintis karir dan bisnisnya dari nol. Bahlil lahir di dalam keluarga dengan ekonomi pas-pasan. Sang ayah seorang kuli bangunan dan sang ibu bekerja sebagai tukang cuci.
Bahlil pun besar di Tanah Papua. Sejak di bangku SD, Bahlil sudah menunjukkan jiwa bisnis. Dia pernah berjualan kue, ikan hingga kuli bangunan. Di bangku SMP, dia bahkan pernah menjadi supir angkot.
“Saya tidak pernah bermimpi menjadi menteri,” kata Bahlil dalam acara podcast di kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI dikutip Kamis (22/8/2024).
“Jadi, saya sejak kecil sudah biasa bekerja sudah jualan kue di SMP, saya kondektur angkot, jadi sopir angkot,” ujar Bahlil.
Bahlil mengaku dirinya tidak pernah malu. Tak hanya itu, Bahlil mengungkapkan pernah mengalami busung lapar saat kuliah.
“Pernah busung lapar…karena waktu itu kita kuliah dapat duit dari mana,” ujarnya. Saat kuliah, dia pun pernah menjadi aktivis dan pernah berurusan dengan polisi karena kegiatannya tersebut.
Bahlil memang diketahui lulus dari Sekolah Tinggi Ekonomi, Port Numbay Jayapura, Papua dan Universitas Cendrawasih di Jayapura untuk gelar masternya. Semasa kuliah, Bahlil dikenal sangat aktif sebagai pengurus senat mahasiswa hingga bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kegiatan ini mengantarkannya ke posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.
Bahlil Lahadalia memiliki catatan profesional yang panjang. Pada tahun 2003, namanya tercatat dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat.
Setelah memiliki berbagai pengalaman dalam organisasi dan memiliki pekerjaan dengan gaji yang tinggi, Bahlil memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaan sendiri.
Saat itu, Bahlil Lahadalia membuka peluang usaha. Dikutip dari data BKPM, dia memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai perusahaan induk.
Pada tahun 2015-2018, dia didapuk sebagai Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), peserta memilih Bahlil Lahadalia menjadi Ketua HIPMI periode 2015-2019. Bahlil juga memimpin delegasi perdagangan bagi pengusaha muda ke Jepang pada 2016 dan ke Eropa pada 2018 (HIPMI-Europe Trade Mission 2018).
Dari sisi pendidikan, Bahlil diketahui lulus dari Sekolah Tinggi Ekonomi, Port Numbay Jayapura, Papua dan Universitas Cendrawasih di Jayapura untuk gelar masternya. Semasa kuliah, Bahlil dikenal sangat aktif sebagai pengurus senat mahasiswa hingga bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kegiatan ini mengantarkannya ke posisi puncak sebagai Bendahara Umum PB HMI.