Ekonomi China Tak Baik-Baik Saja, Data Baru Tunjukan Hal Ini

Ilustras pabrik manufaktur di China. (AP Photo/Andy Wong)

Data Biro Statistik Nasional (NBS) mengungkapkan laba industri China pada September 2024 anjlok paling cepat sejak pandemi. Ini terjadi saat Beijing berjuang melawan pertumbuhan ekonomi yang lambat, kurangnya permintaan, serta krisis properti.

Setelah jatuh 17,8% pada Agustus, laba industri turun 27,1% pada September dari tahun lalu. Menurut data yang disimpan oleh Wind Information, angka ini menandai penurunan paling tajam sejak Maret 2020, ketika turun 34,9%.

Perlu diketahui, basis data tersebut mengecualikan angka untuk sebagian besar tahun 2022, tahun ketika Shanghai dan wilayah lain di China berada di bawah tindakan ketat Covid-19 yang membatasi aktivitas bisnis. Dalam sembilan bulan pertama, laba industri turun 3,5% dari tahun lalu.

Menurut ahli statistik NBS Yu Weining, seperti dikutip CNBC International pada Senin (28/10/2024), permintaan yang tidak mencukupi dan penurunan tajam dalam harga produsen membebani profitabilitas perusahaan industri. Data yang dirilis awal bulan ini menunjukkan bahwa indeks harga produsen turun 2,8% year-on-year (yoy) pada September, lebih tajam dari penurunan 1,8% pada bulan sebelumnya.

“Rilis data ini menegaskan perlunya respons kebijakan yang lebih tegas di tengah permintaan domestik yang lemah dan tekanan deflasi,” kata Kepala Ekonom Goldman Sachs untuk China Hui Shan dalam sebuah catatan pada Minggu.

Ekonom senior di Natixis, Gary Ng, juga mengatakan demikian. Kelemahan laba industri menunjukkan kebutuhan China yang lebih besar akan kebijakan sisi permintaan.

“Meskipun ada perbedaan di seluruh sektor, namun tekanannya sangat tinggi pada bahan hulu dan mobil,” tambahnya.

Dalam beberapa minggu terakhir, pemerintah China telah meningkatkan tindakan dalam untuk menggenjot pertumbuhan. Parlemen negara itu menjadwalkan pertemuan awal bulan depan, setelah itu Kongres Rakyat Nasional diharapkan mengumumkan rincian tentang stimulus fiskal yang sangat diantisipasi.

Ekonomi China tumbuh sebesar 4,6% pada kuartal ketiga (Q3). Angka tersebut merupakan laju paling lambat sejak awal 2023.

Pada tiga kuartal pertama tahun ini, ekonomi tumbuh sebesar 4,8% per tahun, sedikit lebih lambat dari laju 5% yang terlihat pada paruh pertama tahun ini. Beijing memiliki target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% untuk tahun 2024.

PMI

China akan merilis indeks manajer pembelian manufaktur resminya untuk Oktober pada Kamis. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan angka tersebut akan mencapai 50,1, setelah lima bulan kontraksi.

PMI adalah 49,8 pada September, 49,1 pada Agustus, 49,4 pada Juli, dan 49,5 pada Juni. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi aktivitas sementara angka di bawah level tersebut menunjukkan kontraksi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*