IHSG Ditutup Bangkit, Tapi Belum Mampu Tembus Level 7.500

Sekelompok siswa-siswi melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, (21/10/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dari zona koreksi pada akhir perdagangan Selasa (5/11/2024), setelah dirilisnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024.

IHSG ditutup menguat 0,17% ke posisi 7.491,93. IHSG mulai mendekati level psikologis 7.500 dan saat ini berada di level 7.490-an.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 11 triliun dengan melibatkan 20 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 252 saham menguat, 327 saham melemah, dan 211 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor energi menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 0,82%.

Sementara dari sisi saham, tiga emiten perbankan raksasa menjadi penopang IHSG di akhir perdagangan yakni saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang mencapai 15,7 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 11,6 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar 4,5 indeks poin.

IHSG rebound setelah sempat merana. Berbalik menguatnya IHSG terjadi meski perekonomian Indonesia pada kuartal III-2024 cenderung lesu.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2024 hanya tumbuh 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy). Catatan ini merupakan capaian pertumbuhan terendah dalam satu tahun terakhir.

Hal ini menjadi pertumbuhan ekonomi terendah yang terjadi dalam satu tahun terakhir, yakni pada kuartal III-2023 yang sebesar 4,94%. Sedangkan kuartal IV-2023 mampu sebesar 5,04%, kuartal I-2024 sebesar 5,11%, dan kuartal II-2024 sebesar 5,05%.

“Secara yoy, ekonomi triwulan III-2024 tumbuh 4,95%,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (5/11/2024).

Amalia menjelaskan, laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kuartal III-2024 di bawah 5% itu merupakan disebabkan faktor musiman, yakni tren kuartal III selalu lebih rendah dari pertumbuhan bulan-bulan sebelumnya.

“Ini sejalan dengan pola musiman,” ungkap Amalia, yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas.

Sementara itu, BPS juga melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,47 juta orang. Realisasi ini lebih rendah 0,39 juta orang dibandingkan periode Agustus 2023.

“Angkatan kerja yang tidak terserap pasar kerja dan menjadi pengangguran jumlahnya 7,47 juta orang,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jumat (1/11/2024)

Amalia menyampaikan, penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 215,37 juta orang. Angkatan kerja sebanyak 152,11 juta orang. Dari jumlah tersebut yang bekerja sebanyak 144,64 juta orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*