Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 26,76% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 2,03 triliun.
Hal tersebut utamanya disebabkan oleh lonjakan beban pokok pendapatan yang tidak diikuti oleh pendapatan perusahaan.
Mengutip laporan keuangan PTBA, pendapatan perusahaan tumbuh 4,16% yoy menjadi Rp 19,64 triliun. Akan tetapi beban pokok pendapatan melesat 10,02% yoy menjadi Rp 16,24 triliun. Alhasil laba bruto merosot 16,96% yoy menjadi Rp 16,24 triliun.
Pendapatan PTBA ditopang oleh penjualan batu bara yang berkontribusi 98,72% atau senilai Rp 19,39 triliun. Bisnis utama perusahaan ini tumbuh 4,29% yoy.
PLN dan MIND ID tercatat sebagai penyerap batu bara PTBA yang memiliki transaksi lebih dari 10% terhadap total pendapatan. PTBA melaporkan penjualan batu bara kepada PLN senilai Rp 6,54 triliun, naik 49,67% yoy. Kemudian pada periode yang sama penjualan kepada MIND ID turun 18,11% yoy menjadi Rp 1,83 triliun.
Sementara itu, beban biaya produksi naik 11,65% yoy menjadi Rp 12,81 triliun.
Adapun per Juni 2024, perusahaan mencatatkan aset sebesar Rp38,39 triliun. Aset ini turun dari akhir tahun 2023 sebesar Rp38,76 triliun.
Sementara posisi liabilitas PTBA sebesar Rp18,87 triliun. Adapun ekuitasnya tercatat sebesar Rp19,52 triliun di semester 2 tahun 2024.