Lagi! Penikaman Guncang Inggris, Anak 11 Tahun Jadi Korban

Foto: Ilustrasi Inggris. (James Speakman/PA via AP)

Insiden penikaman kembali menimpa Inggris, Senin waktu setempat. Peristiwa itu menimpa dua warga, seorang ibu dan anaknya yang baru berusia 11 tahun, di London.

Mengutip BBC, kejadian itu terjadi di Leicester Square yang berlokasi di pusat kota. Penusukan terjadi sekitar pukul 11.36 waktu setempat.

Kepolisian Metropolitan London disebut telah mengamankan pelaku. Ia diyakini beraksi sendiri dan tidak ada bantuan orang lain dalam aksi kriminalnya.

“Seorang pria berusia 32 tahun telah ditangkap dan ditahan setelah beraksi. Kami tidak yakin para korban mengenal penyerang. Aksi ini belum terindikasi sebagai aksi teror,” kata Kepolisian Metropolitan London, dikutip Selasa (13/8/2024).

“Sang anak memerlukan perawatan di rumah sakit karena luka serius tetapi tidak mengancam jiwa, sementara luka ibunya lebih ringan,” tambah keterangan itu.

Seorang saksi mata yang juga sempat menahan penyerang, Abdullah, mengaku awalnya mendengar teriakan dari arah penyerangan dilakukan. Dengan bantuan teman kerjanya, pria berusia 29 tahun itu menghentikan penyerang dan memberikan pertolongan pertama kepada anak itu.

“Saya mendengar teriakan dan saya keluar dan melihat seorang pria membawa pisau. Saat saya melihatnya, saya langsung melompat ke arah pria itu dan meraih tangannya dan menurunkannya ke lantai serta menendang pisau itu agar menjauh darinya,” ungkapnya.

“Saya baru saja melihat seorang anak ditikam dan saya mencoba menyelamatkannya. Tugas saya adalah menyelamatkan mereka,” tambahnya.

Sebelumnya insiden serupa telah menimbulkan kerusuhan berhari-hari di Inggris. Kerusuhan terjadi akibat informasi palsu alias hoax yang disebar melalui internet soal pelaku penusukan dan berujung ke demonstrasi sayap kanan, yang menentang imigran dan muslim.

Polisi Inggris mengaku tetap waspada setelah kerusuhan itu.  Sementara itu, dalam laporan utama bulan lalu, Dewan Kepala Kepolisian Nasional (NPCC) memperingatkan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan di Inggris dan Wales telah mencapai “tingkat epidemi”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*