Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau berbalik terkoreksi tipis pada akhir perdagangan sesi I Jumat (13/9/2024), meski ada optimisme pasar akan dipangkasnya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS).
Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG turun tipis 0,03% ke posisi 7.795,6. IHSG pun berbalik ke level psikologis 7.700, setelah kemarin bertahan di level psikologis 7.800.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 22 triliun dengan melibatkan 16 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 636.799 kali. Sebanyak 253 saham menguat,284 saham melemah dan 248 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor konsumer primer menjadi penekan IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 0,96%. Namun, sektor teknologi menjadi penahan koreksi IHSG yakni sebesar 5,72%.
Dari sisi saham, dua saham perbankan raksasa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni masing-masing mencapai 8,3 indeks poin dan 7,06 indeks poin.
Sementara saham teknologi PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dan saham perbankan raksasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penahan koreksi IHSG yakni masing-masing sebesar 8,3 indeks poin dan 8,26 indeks poin.
Berikut daftar saham yang menjadi penekan dan penahan koreksi IHSG di sesi I hari ini.
IHSG cenderung mendatar meski optimisme pasar terus meningkat terkait pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) secara soft landing. Hal ini terjadi setelah dirilisnya data inflasi konsumen dan produsen AS pada periode Agustus 2024.
Pada Rabu malam waktu Indonesia, Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS mencatat indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm)pada bulan lalu setelah naik dengan tingkat yang sama pada Juli lalu. Ini sesuai dengan perkiraan pelaku pasar.
Sementara dalam basis tahunan (year-on-year/yoy), data IHK AS pada Agustus tercatat mengalami inflasi 2,5%. Inflasi ini menjadi yang paling lambat sejak Februari 2024 dan lebih baik dari ekspektasi yang memperkirakan tumbuh 2,6% yoy dari inflasi 2,9% pada Juli 2024.
Adapun untuk IHK inti AS tidak terduga secara bulanan naik 0,3% dibandingkan ekspektasi sebesar 0,2%, sama seperti bulan sebelumnya. Meski demikian, dalam basis tahunan, inflasi inti masih mempertahankan 3,2% sesuai proyeksi pasar.
Sementara itu semalam, indeks harga produsen (IHP) AS pada Agustus lalu naik 0,2%, dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan 0,1%. Angka inti, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 0,3%, lebih tinggi dari perkiraan 0,2%.
Secara terpisah, klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara mencapai 230.000 untuk minggu yang berakhir pada 7 September, sejalan dengan perkiraan pasar.
Laporan tersebut mengikuti data tingkat pengangguran yang menurun jadi 4,2% pada Agustus dari level tertinggi hampir tiga tahun sebesar 4,3% yang dicapai pada Juli lalu dan inflasi dasar yang mengindikasikan adanya kekakuan bulan lalu.
Kombinasi pasar tenaga kerja yang cukup stabil dan tren inflasi yang melandai semakin memperkecil kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bp) pada pekan depan.
Namun, pasar berharap The Fed minimal melakukan pemangkasan dengan soft landing. Menurut perhitungan CME FedWatch Tool, kini pasar melihat peluang pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bp ke level 5,00%- 5,25% sebesar 65%.