Poco Indonesia buka suara soal laporan beberapa pengguna yang memiliki masalah dengan smartphone merek tersebut. Termasuk yang menyebut HP Poco miliknya meledak saat sedang mengisi daya.
Associate Director Marketing POCO Indonesia, Andi Rengreng menjelaskan Poco Indonesia telah menghubungi pelanggan yang bersangkutan. Yakni dalam rangka memberikan solusi pada para pelanggan.
“POCO Indonesia selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. Untuk masalah ini, kami telah menghubungi pelanggan yang bersangkutan untuk memberikan solusi dan pengalaman terbaik,” kata Andi dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (1/8/2024).
Pihak Poco juga mengimbau mengisi daya perangkat dengan aman dan menjaga kondisi smartphone. Pengguna juga diminta untuk mengunjungi pusat layanan jika ada keluhan terkait perangkat.
“Untuk menghindari risiko, kami mengimbau pengguna untuk mengisi daya perangkat mereka dengan aman dan menjaga kondisi smartphone mereka,” jelas dia.
“Jika ada keluhan terkait smartphone, pengguna dapat langsung mengunjungi pusat layanan Xiaomi Indonesia yang tersedia di lebih dari 300 lokasi di seluruh Indonesia,” kata Andi menambahkan.
Di lini masa media sosial sempat muncul cerita terkait ponsel Poco yang meledak saat sedang diisi daya. Terkait informasi tersebut, unggahan telah dihapus saat berita ini ditulis.
Namun banyak pengguna lain yang akhirnya juga mengungkapkan ponsel Poco milik mereka bermasalah. Meski tidak sampai meledak seperti cerita awal.
Salah satu pengguna media sosial mengaku ponsel milik keluarganya bermasalah pada mother
Menjadi legenda urban bahwa Presiden Pertama Indonesia, Soekarno memiliki emas batangan seberat 57 ton yang tersimpan di Bank Swiss. Kabar ini sempat geger di masa lalu bahkan sampai sekarang.
Konon kabarnya, seluruh emas tersebut dipinjam Presiden Amerika Serikat (AS) John F. Kennedy pada 1963 untuk pembangunan Paman Sam.
Lantas seperti apa fakta sesungguhnya?
Jika mengacu pada data-data sejarah, tampaknya Soekarno tidak memiliki harta sebanyak itu. Fakta sejarah memaparkan bahwa selama menjadi Presiden Soekarno hidup kesulitan. Hal ini diungkap oleh Soekarno sendiri dalam wawancaranya kepada jurnalis AS, Cindy Adams.
Soekarno menyebut kalau gajinya selama jadi presiden hanya US$ 220. Dia pun tidak memiliki rumah dan tanah. Karenanya, wajar apabila dia hidup dari istana ke istana yang dimiliki negara.
Bahkan, tutur Soekarno, dia pernah dibelikan piyama oleh duta besar saat kunjungan ke luar negeri. Duta besar itu merasa kasihan karena Sukarno memakai baju tidur yang sudah robek.
“Adakah Kepala Negara yang melarat seperti aku dan sering meminjam-minjam dari ajudannya?” kata Sukarno kepada Cindy Adams dalam Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1964).
Masih mengutip wawancara dengan Cindy Adams, saking miskinnya, Soekarno bahkan pernah hampir diberi gedung secara patungan oleh rakyat. Namun, dia menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan.
Putra pertama Soekarno, Guntur Soekarnoputra, membenarkan pernyataan ayahnya itu. Dalam kolom opini di Media Indonesia yang diterbitkan 26 September 2020, Guntur menyebut jika Soekarno, sejak sebelum sampai jadi presiden, kantongnya selalu tipis.
Ia juga menyebut tak heran kalau ayahnya kerap meminjam uang kepada sahabatnya sejak zaman pergerakan, salah satunya Agoes Moesin Dasaad.
“Sebagai presiden, Bung Karno adalah presiden yang paling miskin di dunia ini. Ia tidak punya tanah, tidak punya rumah, apalagi logam-logam mulia seperti yang digembar-gemborkan orang selama ini,” kata Guntur.
Sejarawan Indonesia, Ong Hok Ham, juga membantah rumor harta segunung Sukarno. Lewat tulisan Kuasa dan Negara (1983), Ong mematahkan cerita itu dan memberi fakta sejarah sesungguhnya. Salah satunya terkait cerita Soekarno mewarisi kekayaan kerajaan Mataram Islam.
Kata Ong, tidak mungkin ada seseorang mewarisi harta dari kerajaan kuno. Apalagi mewariskan batangan emas. Masalahnya, harta kerajaan kuno tidak sebesar yang dibayangkan. Apalagi saat itu, Mataram Islam disebut masih punya utang kepada VOC.
Ong juga menyebut kalau kisah harta Soekarno sebenarnya bisa dipatahkan dengan argumen sederhana: jika punya emas, seharusnya Soekarno tidak melarat hingga akhir hayatnya. Ini artinya cerita harta karun emas batangan presiden pertama Indonesia yang selama ini dipercaya tidak benar.
Laju manufaktur negara Asia Tenggara(ASEAN) mayoritas turun. Aktivitas manufaktur Indonesia bahkan tekoreksi Juli lalu.
Untuk diketahui, PMI manufaktur menggambarkan aktivitas industri pada sebuah negara. Bila aktivitas manufaktur masih kencang maka itu bisa menjadi pertanda jika permintaan masih tinggi sehingga ekonomi cerah.
Data PMI kerap digunakan untuk memahami ke mana arah ekonomi dan pasar serta mengungkap peluang ke depan. Oleh karena itu, negara dengan PMI Manufaktur lebih dari 50 dianggap memiliki industri/manufaktur yang berjalan dengan baik.
Sementara jika nilai PMI Manufaktur kurang dari 50, maka aktivitas manufaktur sedang tidak baik atau dalam kategori kontraksi.
Berdasarkan S&P Global per Juni 2024, negara-negara di ASEAN cenderung mengalami ekspansi dengan nilai PMI Manufaktur di atas 50, kecuali Malaysia di angka 49,9.
Sedangkan pada Juli 2024, PMI Manufaktur ASEAN terpantau sedikit mengalami penurunan kendati masih di teritori ekspansif.
Tercatat PMI Manufaktur ASEAN berada di angka 51,6 pada Juli 2024 atau lebih rendah dibandingkan Juni 2024 yakni sebesar 51,7.
Berikut PMI Manufaktur ASEAN dan negara maju lainnya:
Sedangkan PMI Manufaktur untuk Juli 2024 terpantau beberapa negara mengalami penurunan bahkan ke level kontraksi, namun beberapa negara lainnya masih berada di zona ekspansif.
Vietnam, Thailand, dan Filipina merupakan negara yang masih terbilang cukup baik dengan angka PMI Manufaktur di atas 50. Namun berbeda halnya dengan Myanmar, Malaysia, dan Indonesia yang menurun bahkan masuk ke teritori kontraksi.
PMI Manufaktur Thailand berlari kencang dari 51,7 pada Juni 2024 menjadi 42,8 pada Juli 2024 sementara PMI Vietnam tidak berubah tetapi masih dalam fase ekspansif.
PMI Thailand yang berada di 52,8 adalah yang tertinggi dalam 13 bulan. Lonjakan PMI ditopang oleh pesanan baru yang masuk meningkat untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun. Produsen juga meningkatkan aktivitas pembelian dengan laju yang lebih cepat dan terus memperluas tenaga kerja mereka.
Produksi meningkat secara moderat pada Juli karena sektor manufaktur ASEAN melanjutkan urutan ekspansi yang dimulai pada Oktober 2021. Penerimaan bisnis baru meningkat secara solid, dengan laju tercepat sejak April 2023. Namun, pesanan ekspor baru terus menurun, memperpanjang urutan kontraksi yang ada menjadi 26 bulan.
Para produsen ASEAN melaporkan kenaikan jumlah tenaga kerja untuk bulan kedua berturut-turut, dengan laju penciptaan pekerjaan tidak berubah dari Juni. Peningkatan fraksional ini sejalan dengan meningkatnya jumlah bisnis yang outstanding.
Ekonom di S&P Global Market Intelligence, Maryam Baluch mengatakan bahwa pertumbuhan yang terlihat di sektor manufaktur ASEAN pada paruh pertama tahun ini berlanjut saat memasuki paruh kedua tahun 2024.
“Kondisi permintaan terus menguat, dengan pertumbuhan pesanan baru meningkat ke level tertinggi dalam 15 bulan, yang pada gilirannya memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan produksi mereka secara solid pada bulan Juli. Selain itu, perbaikan berkelanjutan di sektor ini mendorong produsen barang untuk menambah staf untuk bulan kedua berturut-turut, meskipun laju penciptaan pekerjaan tetap moderat,” ujar Baluch di situ resminya.
Sedangkan di Indonesia sendiri, PMI Manufaktur Juli 2024 terpantau ambruk dan masuk ke zona kontraksi dengan angka 49,3. Kontraksi ini pertama kali terjadi sejak Agustus 2021 atau hampir tiga tahun terakhir.
Paul Smith, Direktur Ekonomi di S&P Global Market Intelligence, menjelaskan PMI mengalami kontraksi karena penurunan permintaan.
“Pesanan baru dan produksi turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun. Karena itu, para produsen bersikap hati-hati, dengan aktivitas pembelian sedikit dikurangi dan pekerjaan turun pada tingkat tercepat sejak September 2021,” tutur Paul, dikutip dari situs resminya.
S&P menjelaskan menurunnya permintaan disebabkan oleh lesunya pasar. Kondisi ini membuat penjualan turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun. Ekspor menurun meskipun dalam skala yang lebih kecil. Adanya keterlambatan dalam pengiriman juga ikut menekan ekspor.
Hal ini semakin diperparah dengan jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terus bertambah. Pengurangan jumlah karyawan yang dilakukan perusahaan ditujukan agar perusahaan dapat tetap bertahan di tengah kondisi yang tidak pasti dan suku bunga yang tinggi.
Lembaga Penjamin Simpanan mencatat sebanyak 99,94% rekening atau setara 580,88 juta rekening di bank umum masuk dalam program penjaminan.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa hal itu sebagaimana diamanatkan Undang-Undang LPS Nomor 24 Tahun 2024.
“99,98% setara 15,38 juta rekening untuk nasabah BPR dan BPRS,” kata Purbaya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8/2024).
Sementara itu, LPS mencatat total nominal simpanan di 106 bank umum per Juni 2024 mencapai Rp8.773 triliun naik 8,48% secara tahunan (yoy). Dari total besaran tersebut, porsi simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp5 miliar yang mencakup 54,0% total simpanan, dengan total Rp4.735,33 triliun. Jumlah itu tumbuh 11,6% yoy.
Sementara itu, tiering simpanan di atas Rp2 miliar hingga Rp5 miliar terhimpun sebesar Rp696,12 miliar per Juni 2024, melesat 5,9% yoy. Kemudian, simpanan Rp1 miliar hingga Rp2 miliar dengan naik 5,2% yoy menjadi Rp528,28 miliar.
Berdasarkan jumlah rekeningnya, nilai rekening dengan tiering nominal di atas Rp5 miliar paling sedikit, yakni 141.018 rekening atau hanya 0,0% dari keseluruhan, dan tumbuh 9% yoy. Lantas, mayoritas dana pihak ketiga (DPK) yang terhimpun berasal dari jumlah minoritas rekening.
Kemudian tiering nominal Rp2 miliar hingga Rp5 miliar sebanyak 218.408 rekening atau 0,0% dan keseluruhan. Tiering nominal Rp1 miliar hingga Rp2 miliar sebanyak 371.741 rekening atau sebanyak 0,1%.
Jumlah rekening simpanan terbanyak terdapat pada tiering simpanan di bawah Rp100 juta yang mencakup 98,8% total rekening simpanan, dengan total 577.085.076 rekening. Jumlah itu tumbuh 12,1% yoy.
Namun berdasarkan jumlah dana yang terhimpun, tiering nominal di bawah Rp100 juta hanya mencapai Rp1.057,41 triliun per Juni 2024. Nominal tiering ini hanya tumbuh mini dibandingkan dengan yang lain, yakni 4,5% yoy.
Lebih lanjut, berdasarkan jenis simpanan, jumlah rekening simpanan terbanyak terdapat pada jenis tabungan, yakni mencakup 98,1% total rekening simpanan per Juni 2024.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut upaya peledakan hingga penenggelaman terhadap kapal ikan asing (KIA) yang mencuri ikan di perairan Indonesia banyak mudharatnya, atau merusak dan berbahaya. Sehingga KKP sudah tidak lagi melakukan hal sebagaimana yang dilakukan sebelumnya.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono menjelaskan, penenggelaman dan pengeboman kapal hasil tangkapan tersebut memberikan dampak yang kurang baik, terutama terhadap lingkungan, karena menyebabkan pencemaran. Katanya, akibat pengeboman dan penenggelaman itu membuat sampah, minyak, dan oli bertumpahan di laut.
“Jadi kalau yang zaman dulu kan ditenggelamkan kemudian dibom, ternyata ada dampak yang kurang baik. Bahkan kami mendapatkan protes dari lingkungan, pencemaran yang ada. Jadi begitu diledakkan ada sampah di laut, dan tumpahnya minyak-minyak seperti itu. Kemudian kita evaluasi, mudharatnya ternyata lebih banyak, dan biayanya pun tinggi saat kita melakukan penenggelaman maupun pengeboman,” kata pria yang akrab disapa Ipunk dalam Konferensi Pers di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (2/8/2024).
Namun, ia enggan mengungkapkan berapa besaran nilai yang harus dikeluarkan saat melakukan pengeboman dan penenggelaman. Namun, ia menekankan bahwa saat proses pengeboman kapal di laut, pihaknya membawa detonator milik TNI, yang mana saat membawa alat itu sangat riskan.
“Bom itu kan seharusnya tidak untuk digunakan seperti itu. Kebetulan saya sendiri waktu itu juga ikut melakukan penenggelaman dan dibom, membawa detonator itu juga riskan, terus biayanya tinggi. Kalau angkanya itu signifikan lah, nggak bisa kita sebut,” ucapnya.
Ia mengatakan, pengeboman dan penenggelaman kapal itu tak sejalan dengan upaya KKP dalam membersihkan laut dan pesisir melalui program Gencar Bulan Cinta Laut. “Padahal sekarang kita sedang gencar-gencarnya bulan cinta laut. Kita ngambil sampah-sampah itu, masa kita mau nebar sampah di laut, terus oli yang ada di mesin pecah. Jadi laut tercemar,” lanjut dia.
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono saat ini mengeluarkan kebijakan untuk memanfaatkan kapal hasil tangkapan dengan kegiatan yang lebih produktif, ketimbang harus mengebom dan ditenggelamkan. Seperti menyerahkan kapal hasil tangkapan untuk digunakan sebagai kapal latih lembaga pendidikan kelautan dan perikanan, dan/atau untuk diberikan kepada kelompok nelayan yang kurang mampu.
“Kebijakan Bapak Menteri, memanfaatkan kapal hasil tangkapan untuk digunakan kegiatan yang produktif. Bisa kita hibahkan kepada sekolahan atau pendidikan untuk pelatihan sesuai kelautan perikanan, atau kepada kelompok nelayan yang tidak mampu, yang membutuhkan. Ini akan lebih bermanfaat untuk masyarakat kita,” kata pria yang biasa disapa Ipunk ini.
Ia mengatakan, saat ini masih banyak lembaga pendidikan kelautan dan perikanan Indonesia yang masih belum memiliki kapal untuk praktik langsung di laut. Sehingga, banyak murid dari lembaga pendidikan itu yang hanya mengandalkan teori. Sedangkan dalam praktik di lapangan, menurutnya, berbeda jauh dan tidak semudah apa yang disampaikan dalam teori.
“Jadi banyak jurusan kelautan perikanan di Indonesia itu yang hanya teori. Nah ketika ada kapalnya ini mereka bisa melakukan praktek di laut. Kemudian mereka bisa melakukan evaluasi, ternyata teori dengan praktek itu bedanya jauh. Tidak semudah apa yang disampaikan di situ. Secara teori mungkin mengambil ikan, gelar jaring, tarik, dapat. Tapi ada variabel lain, mereka bilang ada musim, kemudian ada alat tangkap yang mempengaruhi, ada juga teknologi, bahkan SDM itu juga mempengaruhi. Di sini lah edukasi disebut bisa ditanamkan di lembaga pendidikan terkait, dengan pemanfaatan kapal-kapal hasil tangkapan kami,” jelasnya.
Adapun untuk alur penyerahannya, kata Ipunk, Ditjen PSDKP KKP mengajukan permohonan pemanfaatan kapal tersebut ke Kejaksaan Agung RI. Selanjutnya, dari Kejaksaan Agung RI menyerahkan kepada Ditjen PSDKP. Kemudian, kami menyerahkan kepada lembaga pendidikan.
“Ada beberapa lembaga pendidikan yang kami berikan tersebut, digunakan untuk edukasi,” pungkasnya.
Direktur Pengawasan Sumber Daya Perikanan KKP, Drama Panca Putra; Direktur Pengawasan Sumber Daya Kelautan KKP, Halid K. Jusuf; Direktur Jenderal PSDKP KKP, Pung Nugroho Saksono; Sekretaris Ditjen PSDKP KKP, Suharta; Direktur Penanganan Pelanggaran KKP, Teuku Elvitrasyah; Plt. Direktur Pengendalian Operasi Armada, Saiful Umam dalam Konferensi Pers di Kantor KKP, Jumat (2/8/2024).
Jumlah investor aktif di bursa saham semakin berkurang. Kembalinya kebijakan work from office (WFO) dan menariknya instrumen kripto membuat investor aktif bursa saham menurun.
Investor aktif bursa sempat melonjak saat masa Covid-19 karena masyarakat Indonesia tidak dapat melakukan banyak aktivitas di luar rumah dan banyak kehilangan pekerjaan. Mereka kemudian mulai mengenal dan belajar investasi serta mencari uang di pasar modal Indonesia termasuk saham hingga reksadana.
Berdasarkan catatan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 13,07 juta pada bulan Juni 2024. Angka ini melonjak 427,1% dibandingkan sebelum pandemi atau 2019 yang hanya 2,48 juta orang.
Peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia justru tidak sejalan dengan investor yang aktif terutama di pasar saham Indonesia.
Diketahui berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) jumlah investor investor saham per Juni 2024 tercatat 5,78juta dimana total investor saham aktif hanya 21,01% nya saja atau sebesar 1,22 juta investor saham.
Persentase jumlah investor aktif pada Juni 2024 lebih kecil dibandingkan pada Juni 2023 yang tercatat 23,56% investor saham aktif dari total investor saham.
Bahkan pada 2021 persentase investor aktif mencapai 48,55%. Jika dibandingkan dengan periode Juni 2024 yang hanya mencatat kan persentase investor saham aktif 21,01% dari keseluruhan total investor saham aktif, maka angka tersebut turun 57% dari angka 2021.
Penurunan investor aktif sebagian karena mereka yang pada masa Covid-19 mulai aktif kembali bekerja dan melakukan investasi jangka panjang kini mulai bekerja atau kembali kepada kebijakan work from office (WFO) sehingga tidak selalu memiliki cukup waktu bertransaksi setiap harinya.
Hal ini terlihat dari turunnya jumlah dan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Dimana per Februari 2024 tingkat pengangguran terbuka (TPT) sudah berada di angka 4,82% atau sebesar 7,19 juta pengangguran. Angka ini mampu turun dari TPT 5% yang telah bertahan pada tahun 2022 hingga 2023.
Selain itu kebijakan full call auction (FCA) bagi saham yang masuk di papan pemantauan khusus, juga mendorong berkurangnya investor saham yang aktif.
“Kami sadari bahwa ini mungkin 9 bulan sosialisasi masih kurang. Kita tetap harus sosialisasi, bahwa dengan papan pemantauan khusus investor terlindungi. Investor yang sudah punya saham Rp50 bertahun-tahun itu bisa keluar atau masuk dari papan pemantauan khusus ini sekarang,” ujar Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK, dalam press conference RDK OJK, Senin (10/6/2024).
Selain itu, berkurangnya investor saham aktif disebabkan oleh pindahnya sebagian investor saham ke kripto. Kini investor kripto dalam negeri terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 20,24 juta per Juni 2024. Nominal transaksi kripto pun juga melonjak sekitar 345% secara tahunan (yoy) di level Rp301,75 triliun per Juni 2024.
Return yang lebih tinggi dan tidak terbatas di dunia kripto mendorong sebagian investor saham beralih ke instrument yang lebih beresiko seperti kripto dengan high risk high return.
Misalnya produk BBM baru milik PT Vivo Energy Indonesia yakni Revvo 90 dengan nilai oktan (RON) 90. Harga Revvo 90 atau setara Pertalite ini sekarang dibanderol dengan harga Rp 12.900 per liter dari yang sebelumnya Rp 12.300 per liter.
Meski demikian, untuk harga produk BBM jenis Pertalite milik Pertamina sejauh ini belum ada perubahan dan masih dipatok di level Rp 10.000 per liter. Hal itu membuat produk Pertalite masih lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya. Sejauh ini PT Pertamina hanya melakukan penyesuaian harga pada BBM jenis non subsidi.
Jenis BBM non subsidi yang mengalami kenaikan yaitu Pertamax Green (95), Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite (CN 51), dan Pertamina Dex (CN 53). Keempat jenis BBM non subsidi tersebut rata-rata naik sekitar Rp 300 hingga Rp 1.100 per liter.
Secara rinci, harga Pertamax Green (95) naik dari sebelumnya Rp 13.900 per liter menjadi Rp 15.000 per liter, harga BBM Pertamax Turbo (RON 98) naik dari semula Rp 14.400 menjadi Rp 15.450. Kemudian Dexlite dari semula Rp 14.550 per liter, naik menjadi Rp 15.350 per liter, Pertamina Dex dari semula Rp 15.350 per liter naik menjadi Rp 15.650 per liter.
Berikut Daftar Harga BBM Pertamina di DKI Jakarta mulai 2 Agustus 2024:
BBM Pertamina DKI Jakarta:
Solar Subsidi: Rp 6.800/liter
Pertalite: Rp 10.000/liter
Pertamax: Rp 12.950/liter
Pertamax Green 95: Rp 15.000/liter
Pertamax Turbo: Rp 15.450/liter
Dexlite: Rp 15.350/liter
Pertamina Dex: Rp 15.650/liter
BBM Shell:
Shell Super (RON 92): Rp14.520/liter
Shell V Power (RON 95): Rp15.370/liter
Shell V Power Diesel: Rp 15.810/liter
Shell Diesel Extra: Rp15.480/liter (hanya di Jawa Timur)
Shell V-power Nitro: Rp15.600/liter (kecuali di Jawa Timur)
BBM BP-AKR:
BP Ultimate: Rp 15.370/liter
BP 92: Rp 13.850/liter
BP diesel: Rp 15.480/liter (hanya di Jawa Timur)
BP Ultimate Diesel: Rp 15.810/liter (hanya di Jawa Timur)
Hal tersebut utamanya disebabkan oleh lonjakan beban pokok pendapatan yang tidak diikuti oleh pendapatan perusahaan.
Mengutip laporan keuangan PTBA, pendapatan perusahaan tumbuh 4,16% yoy menjadi Rp 19,64 triliun. Akan tetapi beban pokok pendapatan melesat 10,02% yoy menjadi Rp 16,24 triliun. Alhasil laba bruto merosot 16,96% yoy menjadi Rp 16,24 triliun.
Pendapatan PTBA ditopang oleh penjualan batu bara yang berkontribusi 98,72% atau senilai Rp 19,39 triliun. Bisnis utama perusahaan ini tumbuh 4,29% yoy.
PLN dan MIND ID tercatat sebagai penyerap batu bara PTBA yang memiliki transaksi lebih dari 10% terhadap total pendapatan. PTBA melaporkan penjualan batu bara kepada PLN senilai Rp 6,54 triliun, naik 49,67% yoy. Kemudian pada periode yang sama penjualan kepada MIND ID turun 18,11% yoy menjadi Rp 1,83 triliun.
Sementara itu, beban biaya produksi naik 11,65% yoy menjadi Rp 12,81 triliun.
Adapun per Juni 2024, perusahaan mencatatkan aset sebesar Rp38,39 triliun. Aset ini turun dari akhir tahun 2023 sebesar Rp38,76 triliun.
Sementara posisi liabilitas PTBA sebesar Rp18,87 triliun. Adapun ekuitasnya tercatat sebesar Rp19,52 triliun di semester 2 tahun 2024.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, sinyal kuat itu sudah sesuai dengan ekspektasi. Namun, ia menekankan, BI masih memegang prinsip cara pandang konservatif yang memperkirakan penurunan suku bunga The Fed baru akan terjadi mulai Desember 2024.
“Ini sudah sesuai ekspektasi kita sih ya, pokoknya kita kan juga sudah antisipasi bahwa The Fed akan turunkan suku bunga, ekspektasi kita memang lebih konservatif di Desember,” ucap Destry di kawasan Jakarta Convention Center, Kamis (1/8/2024).
Meski begitu, Destry menekankan, bila The Fed betul-betul bisa merealisasikan penurunan suku bunga lebih cepat dari perkiraan konservatif BI, tentu efeknya akan lebih baik bagi perekonomian domestik. Sebab, Bank Sentral Eropa juga sudah mulai menurunkan suku bunga acuannya.
“Kalau misalnya The Fed bisa cepat turunin di September ya mestinya bisa lebih bagus ya, jadikan situasi high for longer nya bisa secara bertahap bisa turun,” tegasnya.
“Apalagi Eropa kan sudah turunin suku bunga, pasti bagus lah, insya Allah buat Indonesia lebih bagus,” ungkap Destry.
Sebagaimana diketahui, Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. Namun, The Fed memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang.
The Fed kembali menahan suku bunga selama delapan pertemuan beruntun setelah berakhirnya rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (1/8/2024).
The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, Mei 2024, Juni 2024, dan Agustus 2024.
Berbeda dengan rapat FOMC sebelumnya, The Fed pada rapat bulan ini lebih memberi sinyal jelas soal pemangkasan suku bunga mulai September mendatang. Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan jika inflasi kini sudah mengarah kepada target sasaran mereka di kisaran 2%.
“Dalam beberapa bulan terakhir ada kemajuan lebih lanjut menuju target inflasi 2%. Jika syarat tersebut terpenuhi, kebijakan pemangkasan suku bunga bisa menjadi opsi pada pertemuan berikutnya di September,” kata Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers usai rapat FOMC, dikutip dari CNBC International.
Pemangkasan suku bunga diperkirakan sebesar 25 bps. Powell menegaskan pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps belum ada dalam bayangan The Fed.
“Saya tidak ingin menjelaskan terlalu spesifik soal apa yang akan kami lakukan, tetapi itu (pemangkasan 50 bps) bukan sesuatu yang kami pertimbangkan saat ini,” katanya.
Melansir dari RTI Business, pemegang saham bank pelat merah itu kini tembus 545.545 per 30 Juni 2024. Jumlah itu terus bertambah sejak Februari 2024.
Jumlah itu telah bertambah 27.691 investor dari Mei 2024. Sedangkan pada Mei, telah bertambah 70.042 investor dari bulan April yang sebanyak 447.812 investor BBRI. Sementara pada Maret, jumlah investor BBRI sebanyak 349.827. Pertambahan investor dari Maret ke April sebanyak 97.985 investor BBRI. Tercatat pada Februari, jumlah investor saham BBRI sebanyak 333.291, dan telah bertambah 16.536 ke bulan selanjutnya.
Investor BBRI telah mengalami pertambahan yang signifikan, tercermin dari akhir tahun lalu sebanyak 331.957 investor. Artinya, sepanjang tahun ini, investor BBRI bertambah 213.588 atau sekitar 64,34% jika dibandingkan posisi akhir tahun lalu.
Jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya pun, BBRI memiliki jumlah investor meninggalkan emiten lainnya dengan investor baik domestik maupun luar negeri yang besar.
BBRI menjadi emiten “sejuta umat” mengalahkan PT Bank Central Asia (BBCA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO). Jumlah pemegang saham 10 emiten tersebut menembus 2,614 juta atau 20,2% dari total investor di bursa saham RI, baik institusi atau individual yang berjumlah 12,94 juta perMei 2024.
BBRI menjadi saham primadona masyarakat Indonesia karena tak lepas dengan performa yang apik setiap tahunnya.
Bahkan pada semester I-2024, BBRI telah berhasil mencetak laba bersih Rp29,9 triliun.
Pencapaian positif BRI ditopang pendapatan bunga bersih sebesar Rp69,93 triliun, naik 6,7% year on year/yoy dari setahun sebelumnya Rp65,54 triliun, penyaluran kredit BRI yang tercatat sebesar Rp1.336,78 triliun, tumbuh 11,2% yoy pada periode Juni 2024 dengan kredit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tercatat sebesar Rp1.095,64 triliun, atau menyumbang komposisi sebesar 81,95%.
Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah ataunon-performing loan(NPL)grosssebesar 3,21% dan NPL net sebesar 0,86% per Juni 2024. BRI juga mencatatkan NPL coverage sebesar 211,60%.
Pada penghimpunan dana, BRI berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.389,66 triliun, tumbuh 11,41% yoy. Dengan komposisi dana murah atau current account savings account (CASA) sebesar 63,17%.
Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) BRI sebesar 86,59% per enam bulan pertama tahun ini.
Aset BRI pun tercatat melonjak 9,54% yoy menjadi Rp 1.977,37 triliun pada semester I-2024.
Selain itu, BRI juga rutin membagikan dividen setiap tahunnya dengan dividend yield yang cukup menarik disertai dengan harga sahamnya yang cukup bersahabat bagi berbagai lapisan masyarakat.