IHSG Balik Lagi ke Level 7.300, Ini Saham yang Jadi Penopangnya

Foto: Karyawan berdiri dengan latar belakang layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (11/7/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan sesi I Senin (29/7/2024), di tengah membaiknya sentimen pasar global sejak akhir pekan lalu.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG menguat 0,24% ke posisi 7.305,65. IHSG pun kembali menyentuh level psikologis 7.300 pada awal sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 6,4 triliun dengan volume transaksi mencapai 8 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 557.376 kali. Sebanyak 278 saham menguat, 258 saham melemah, dan 247 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi penopang IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 0,92%.

Selain itu, beberapa saham menjadi penopang (movers) IHSG pada sesi I hari ini. Berikut daftarnya.

Saham pertambangan Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 20,6 indeks poin.

IHSG berhasil menguat, di tengah membaiknya sentimen pasar global setelah dirilisnya data inflasi personal Amerika Serikat (AS) yang sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.

Data terakhir yakni pada akhir pekan lalu, Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi/PCE pada Juni lalu mencapai 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih rendah dari posisi Mei lalu yang mencapai 2,6%.

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi PCE mencapai 0,1%, sedikit lebih tinggi dari Mei lalu yang mencapai 0%.

Sementara itu inflasi PCE inti, yang mengecualikan harga makanan dan energi naik 0,2% pada Juni 2024, dari bulan sebelumnya mencapai 0,1%.

Dibandingkan bulan yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), indeks PCE Inti naik 2,6%.

Dengan data inflasi PCE yang sudah sesuai dengan ekspektasi pasar, maka harapan pasar akan pemangkasan suku bunga The Fed yang dapat dilakukan pada pertemuan September mendatang pun semakin terbuka lebar.

Pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini untuk periode Juli 2024 dinilai pasar masih cenderung menahan suku bunganya di level 5,25-5,50%.

Namun survei CME FedWatch Tool menunjukkan sekitar 88,2% pelaku pasarmeyakini The Fed akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bp) ke level 5,00-5,25% pada September 2024.

Di lain sisi, arus dana asing kembali tercatat kembali masuk ke pasar keuangan domestik.

Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 22-25 Juli 2024 di mana investor asing tercatat beli neto Rp 1,93 triliun terdiri dari beli neto Rp 3,37 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), jual neto Rp 1,39 triliun di SRBI dan jual neto Rp 0,05 triliun di saham.

Totalnet foreign buylebih dari Rp 36,24 triliun dalam lima pekan terakhir tentu memberikan angin segar bagi Indonesia namun berbeda halnya dengan SRBI yang justru untuk pertama kalinyanet foreign outflowpada pekan lalu setelah dalam 12 pekan sebelumnya secara beruntun mengalaminet foreign inflow.

Lebih lanjut, selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 25 Juli 2024, investor asing tercatat jual neto Rp 32,08 triliun di pasar SBN, jual neto Rp 1,89 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 169,41 triliun di SRBI.

Sedangkan menurut data pasar, sepanjang pekan lalu, asing tercatat net buy sebesar Rp 320,78 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 142,52 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 178,26 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*