PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan perusahaan saat ini tengah menggenjot kegiatan hilirisasi atau pemrosesan dan pemurnian batu bara lebih lanjut, salah satunya mengubah batu bara menjadi artificial graphite.
SVP Project Management Office PTBA Setiadi Wicaksono mengatakan saat ini pihaknya tengah mengupayakan program hilirisasi batu bara dengan melakukan kerja sama dengan lembaga riset resmi milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kerja sama tersebut diklaim untuk mendukung pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik dalam negeri.
“Upaya terkait hilirisasi batu bara dalam rangka untuk mendorong atau mendukung pengembangan ekosistem industri baterai di Indonesia. Kami bekerjasama dengan BRIN, Lembaga Riset Resmi milik pemerintah, untuk pengembangan R&D dari coal to artificial graphite,” bebernya dalam paparan Public Expose Live 2024, disiarkan daring, Selasa (27/8/2024).
Adapun, Setiadi klaim artificial graphite itu sendiri memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan grafit natural. Hal itu lantaran artificial graphite bisa menjaga stabilitas baterai kendaraan listrik hingga pengisian daya baterai kendaraan listrik yang lebih baik.
“Dalam uji coba kami dengan BRIN, ini juga didapat hasil yang lumayan baik, artinya dari sisi tingkat grafitisasi ini sudah mencapai sekitar 97%,” tambahnya.
Namun memang, Setiadi menyebutkan pengembangan hilirisasi batu bara menjadi artificial graphite tersebut membutuhkan waktu. Dia mengatakan tahapan feasibility study (FS) yang masih harus dilakukan oleh perusahaan ditaksir mencapai tahun 2025 mendatang.
“Kemudian nantinya akan dilanjutkan dengan EPC, dan tentunya nanti setelah itu akan kita evaluasi seperti apa hasilnya. Bila mana ini layak, dan juga secara teknis maupun ekonomis menunjukkan hasil yang baik, dan menjanjikan tentunya akan kami lakukan ekspansi lebih besar untuk nantinya ditingkatkan ke dalam skala komersialisasi,” tutupnya.
Sebelumnya, PTBA juga tengah mendorong hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME). Namun, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yakni Air Products and Chemicals, Inc keluar dari proyek kerjasama gasifikasi batu bara dengan PTBA dan Pertamina tersebut.
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail pernah mengatakan, ada beberapa calon mitra potensial asal China untuk melanjutkan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Namun, perusahaan yang cukup serius dalam mengerjakan proyek ini salah satunya adalah East China Engineering Science and Technology Co.,Ltd.
“Dari beberapa perusahaan China yang paling serius itu namanya East China Engineering Science and Technology Co.,Ltd. Itu yang sekarang ini yang paling serius yang kami jajaki untuk masalah DME, di samping kami berbicara mengenai keekonomian,” ungkap Arsal dalam Konferensi Pers, Jumat (8/3/2024).
Arsal menegaskan, pihaknya masih akan tetap berkomitmen melanjutkan proyek ini sekalipun Air Products and Chemicals hengkang. Bahkan, nantinya perusahaan tidak hanya berfokus pada proyek gasifikasi batu bara menjadi DME saja.
“Kami akan melakukan penjajakan ini kami fokus juga tak hanya DME, kami juga fokus turunan lainnya etanol metanol kami juga sedang melakukan kajian,” tambahnya.