Sinyal Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve atau The Fed yang berpotensi mulai menurunkan suku bunga acuannya pada September 2024 mendapat respons dari Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI)
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, sinyal kuat itu sudah sesuai dengan ekspektasi. Namun, ia menekankan, BI masih memegang prinsip cara pandang konservatif yang memperkirakan penurunan suku bunga The Fed baru akan terjadi mulai Desember 2024.
“Ini sudah sesuai ekspektasi kita sih ya, pokoknya kita kan juga sudah antisipasi bahwa The Fed akan turunkan suku bunga, ekspektasi kita memang lebih konservatif di Desember,” ucap Destry di kawasan Jakarta Convention Center, Kamis (1/8/2024).
Meski begitu, Destry menekankan, bila The Fed betul-betul bisa merealisasikan penurunan suku bunga lebih cepat dari perkiraan konservatif BI, tentu efeknya akan lebih baik bagi perekonomian domestik. Sebab, Bank Sentral Eropa juga sudah mulai menurunkan suku bunga acuannya.
“Kalau misalnya The Fed bisa cepat turunin di September ya mestinya bisa lebih bagus ya, jadikan situasi high for longer nya bisa secara bertahap bisa turun,” tegasnya.
“Apalagi Eropa kan sudah turunin suku bunga, pasti bagus lah, insya Allah buat Indonesia lebih bagus,” ungkap Destry.
Sebagaimana diketahui, Bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve kembali mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50%. Namun, The Fed memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang.
The Fed kembali menahan suku bunga selama delapan pertemuan beruntun setelah berakhirnya rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (1/8/2024).
The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September, November, Desember 2023, Januari 2024, Maret 2024, Mei 2024, Juni 2024, dan Agustus 2024.
Berbeda dengan rapat FOMC sebelumnya, The Fed pada rapat bulan ini lebih memberi sinyal jelas soal pemangkasan suku bunga mulai September mendatang. Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan jika inflasi kini sudah mengarah kepada target sasaran mereka di kisaran 2%.
“Dalam beberapa bulan terakhir ada kemajuan lebih lanjut menuju target inflasi 2%. Jika syarat tersebut terpenuhi, kebijakan pemangkasan suku bunga bisa menjadi opsi pada pertemuan berikutnya di September,” kata Chairman The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers usai rapat FOMC, dikutip dari CNBC International.
Pemangkasan suku bunga diperkirakan sebesar 25 bps. Powell menegaskan pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps belum ada dalam bayangan The Fed.
“Saya tidak ingin menjelaskan terlalu spesifik soal apa yang akan kami lakukan, tetapi itu (pemangkasan 50 bps) bukan sesuatu yang kami pertimbangkan saat ini,” katanya.